BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan
pada setiap individu berlangsung terus menerus dan tidak dapat diulang
kembali. Setiap individu pasti mengalami suatu tahapan pertumbuhan
(masa) dalam hidupnya, salah satunya adalah masa remaja. Masa remaja
merupakan masa yang dapat dikatakan masa yang paling indah, karena pada
masa ini remaja mulai merasakan hal baru pada dirinya, berkaitan dengan
fisik maupun psikisnya. Namun, masa remaja juga merupakan masa yang
rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang baik. Hal ini dapat
diakibatkan karena mereka suka mencoba hal-hal baru yang belum tentu
semua itu baik untuk mereka.
Pada
masa remaja terjadi perubahan-perubahan fisik, baik yang bersifat
struktural maupun fungsinya yang berbeda antara remaja laki-laki dan
remaja perempuan. Gejala-gejala perubahan fisik remaja muncul ketika
anak mulai memasuki masa awal remaja, dimana perubahan tersebut hampir
selalu disertai dengan perubahan sikap dan perilaku. Perubahan tersebut
merupakan salah satu dampak dari pengalaman yang belum pernah
dirasakannya. Hal ini menyebabkan sering terjadinya permasalahan ataupun
ketidakseimbangan pada diri remaja. Ketidakseimbangan inilah yang dapat
memengaruhi pendidikan. Oleh sebab itu makalah ini disusun untuk
mengetahui dampak dari pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya
terhadap pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan pertumbuhan fisik remaja?
2. Apa saja bentuk-bentuk perubahan fisik remaja?
3. Apa penyebab adanya perubahan fisik remaja?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja?
5. Apa pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku remaja?
6. Apa saja upaya pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya terhadap pendidikan?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan fisik remaja.
2) Untuk mengetahui bentuk-bentuk perubahan fisik remaja.
3) Untuk mengetahui penyebab perubahan fisik pada masa remaja.
4) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja.
5) Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku remaja.
6) Untuk mengetahui upaya pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya terhadap pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertunbuhan Fisik Remaja
“ Pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya” (Mappiare, 1982:43). “Pertumbuuhan
pada umumnya terbatas pengertiannya pada perubahan-perubahan struktural
dan pisiologis (hal kerja pisik dalam pembentukkan seseorang secara
pisikologis dari masih berbentuk konsepsional (awal janin) melelui
periode-periode pre-natal (belum lahir) dan post-natal (setelah lahir)
sampai pada saat dewasa” (Mappiare, 1982:43).
Pertumbuhan
fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak
hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar),
tetapi juga mengalami kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual
atau “pubertas”. Hal ini ditandai dengan datangnya mensturasi pada perempuan dan pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki.
Pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan fisik secara kuantitatif yang menyangkut
peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan
secara fisiologis sebagai hasil proses pematangan fungsi dalam
perjalanan waktu tertentu (Fatimah, 2010:41).
Perubahan ini berkisar hanya pada aspek-aspek individu. Pertumbuhan ini
meliputi perubahan yang bersifat internal maupun eksternal. Pertumbuhan
internal meliputi perubahan ukuran alat pencernaan, bertambahnya ukuran
besar dan berat jantung dan paru-paru, bertambah sempurna sistim
kelenjar kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan
eksternal meliputi bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar
tubuh, perbandingan ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya
organ seks, dan munculnya atau tumbuhnya tanda-tanda kelamin sekunder.
Secara umum, terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat dalam masa remaja awal (12/13-17/18 tahun). Dalam jangka tiga atau empat
tahun anak bertumbuh hingga tingginya hamir menyamai tinggi orang
tuanya. Pertumbuhan anggota-anggota badan dan otot sering berjalan tidak
seimbang. Bagi wanita mulai menunjukkan mekar-tubuh
yang membedakan dengan tubuh kanak-kanak. Dalam hal kecepatan
pertumbuhan, terutama nampak jelas pada usia 12-14 tahun; dimana remaja putri bertumbuh demikian cepat meninggalkan pertumbuhan remaja pria.
2.2 Bentuk-bentuk Perubahan Fisik Remaja
Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja adalah sebagai berikut:
a. Perubahan ukuran tubuh
Irama pertumbuhan fisik berubah menjadi cepat sekitar dua tahun
sebelum anak mencapai taraf kematangan alat kelaminnya. Setahun sebelum
pematangan ini, anak akan bertambah tinggi 10 samapai 15 cm dan
bertambah berat 5 sampai 10 kg. pertumbuhan tubuh masih terus terjadi,
tetapi dalam tempo yang sedikit lebih lamban. Selama empat
tahun, pertumbuhan tinggi badan anak akan bertambah 25% dan berat
tubuhnya hampir mencapai dua kali lipat. Anak laki-laki akan mencapai
bentuk tubuh orang dewasa pada usia 19 sampai 20 tahun, sedangkan anak
perempuan pada usia 18 tahun.
b. Perubahan proporsi tubuh
Ciri
tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja ini tidak sama untuk
seluruh tubuh. Ada pula bagian tubuh yang semakin proporsional. Proporsi
yang tidak seimbang ini akan berlangsung terus sampai seluruh masa
puber dilalui sepenuhnya, sehingga proporsi tubuhnya mulai tampak
seimbang menjadi proporsi orng dewasa . Perubahan ini terjadi, baik di
dalam maupun bagian luar tubuh anak.
c. Ciri kelamin yang utama
Pada
masa kanak-kanak, alat kelamin yang utama belum berkembang secara
sempurna. Memasuki masa remaja, alat kelamin mulai berfungsi, yaitu pada
saat ia berumur 14 tahun ketika pertama kali anak laki-laki mengalami
“mimpi basah”. Pada anak perempuan, indung telurnya mulai berfungsi pada
usia 13 tahun, yaitu pada saat pertama kali mengalami menstrurasi atau
haid. Bagian lain dari alat perkembangbiakan pada anak perempuan saat
ini masih belum mampu untuk mampu untuk mengandung. Masa interval ini disebut sebagai “saat steril” masa remaja.
d. Ciri kelamin kedua
Ciri kelamin kedua pada anak perempuan
adalah membesarnya buah dada dan mencuatnya putting susu, pinggul lebih
lebar dariipada lebar bahu, tumbuh rambut disekitar alat kelamin,
tumbuh rambut di ketiak, dan suara bertambah nyaring. Ciri kelamin kedua
pada anak laki-laki adalah tumbuh kumis dan jenggot, nada suara
membesar, bahu melebar lebih besar daripada pinggul, timbul bulu dada
dan bulu di sekitar alat kelamin, serta perubahan jaringan kulit menjadi
lebih lebih kasar dan pori-pori membesar.
Ciri-ciri
kelamin kedua inilah yang membedakan bentuk fisik anak laki-laki dan
perempuan. Ciri ini pula yang sering menjadi daya tarik antar jenis
kelamin. Pertumbuhan tersebut berjalan seiring dengan perkembangan ciri
kelamin yang utama dan keduanya akan mencapai taraf kematangan pada
tahun pertama atau tahun kedua masa remaja.
Adapun urutan perubahan fisik menurut Sarlito Wiraman (dalam Fatimah, 2010:48) adalah sebagai berikut:
1) Urutan perubahan fisik pada anak perempuan, misalnya
a. Terjadi pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota badan menjadi panjang),
b. Terjadi pertumbuhan payudara,
c. Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di tangan dan kakinya,
d. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya,
e. Bulu kemaluan menjadi keriting,
f. Terjadi haid,
g. Tumbuh bulu-bulu pada ketiak,
2) Urutan perubahan fisik pada anak laki-laki
a. Terjadi pertumbuhan tulang-tulang,
b. Testis (buah pelir) membesar,
c. Tumbuh bulu-bulu berwarna gelap pada kemaluan,
d. Terjadi awal perubahan nada suara,
e. Mengalami ejakulasi (keluarnya air mani),
f. Bulu kemaluan menjadi keriting,
g. Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat yang maksimal setiap tahunnya,
h. Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jambang, dan jenggot),
i. Tumbuh bulu ketiak,
j. Terjadi akhir perubahan suara,
k. Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap,
l. Tumbul bulu di dada dan kaki,
2.3 Penyebab Perubahan Fisik pada Remaja.
Penyebab perubahan fisik pada remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistim endoktrin. Kelenjar pituitari
yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon yang erat
hubungannya dengan perubahan masa remaja. Kedua hormon itu adalah hormon
pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan
hormon gonadotropik atau sering disebut hormon yang
merangsang gonad agar mulai aktif bekerja. Tidak berapa lama sebelum
saat remaja dimulai, kedua hormon ini sudah mulai diproduksi dan pada
saat remaja semakin banyak dihasilkan. Seluruh proses ini dikendalikan
oleh perubahan yang terjadi dalam kelenjar endoktrin. Kelenjar ini
diaktifkan oleh rangsangan yang dilakukan kelenjar hypotalamus, yaitu kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar untuk merangsang pertumbuhan pada saat remaja dan terletak di otak.
Meskipun
kelenjar gonad atau kelenjar kelamin sudah ada dan aktif sejak
dilahirkan, kelenjar ini seolah-olah tidur dan baru aktif setelah
diaktifkan oleh hormon gonadotropik dari kelenjar pituitari
pada saat si anak memasuki tahap remaja. Segera setelah tercapai
kematangan alat kelamin, hormon gonad akan menghentikan aktifitas hormon
pertumbuhan. Dengan demikian, pertunbuhan fisik akan terhenti.
Keseimbangan yang tepat antara kelenjar pituari dan
gonad akan menimbulkan perkembangan fisik yang tepat pula. Sebaliknya,
bila terjadi gangguan dalam keseimbangan ini, akan timbul penyimpangan
pertumbuhan.
Selama
masa remaja, seluruh tubuh mengalami perubahan struktur tubuh maupun
fungsinya. Dalam kenyataannya, hampir semua perubahan bagian tubuh
mengikuti irama yang tetap, sehingga waktu kejadiannya dapat
diperkirakan sebelumnya. Perubahan tersebut tampak jelas pada bagian
pertama masa remaja.
2.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan fisik remaja adalah sebagai berikut:
a) Pengaruh keluarga
Pengaruh
keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena
faktor keturunan, seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang daripada
anak lainnya, jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor
lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan
potensi keturunan yang dibawa anak. Pada setiap tahapan usia, lingkungan
lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada tinggi tubuh.
b) Pengaruh gizi
Anak-anak
yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan
sedikit lebih cepat mencapai masa remaja dibanding dengan mereka yang
memperoleh gizi buruk. Lingkungan dapat memberikan pengaruh bagi remaja
sedemikian rupa, sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk
pertumbuhan di masa remaja.
c) Gangguan emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan mengalami terbentuknya steroid adrenal yang
berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon
pertumbuhan di kelenjar pituitari. Bila terjadi hal demikian,
pertumbuhan awal remajanya akan terhambat dan tidak tercapai berat tubuh
yang seharusnya.
d) Jenis kelamin
Anak
laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak
perempuan, kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun. Anak perempuan
biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat daripada anak
laki-laki. Terjadi perbedaan berat dan tinggi tubuh ini karena bentuk
tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda dari anak perempuan.
e) Status sosial ekonomi
Anak-anak
yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah, cenderung
lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial
ekonominya tinggi. Keluarga yang kaya akan dapat memenuhi kebutuhan
primer anak-anaknya. Sebaliknya, keluarga miskin tidak akan dapat
memenuhi sembilan kebutuhan primernya secara memadai.
f) Kesehatan
Anak-anak
sehat dan jarang sakit biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat
daripada anak yang sakit-sakitan. Kurangnya perawatan kesehatan akan
menyebabkan anak mudah terserang penyakit. Cara makan yang salah dalam
arti makan tanpa memerhatikan keseimbangan gizi dan vitamin juga dapat menyebabkan tubuh menjadi sakit.
g) Pengaruh bentuk tubuh
Bentuk tubuh mesamorf, ektomorf, atau endomorf akan memengaruhi besar kecilnya tubuh anak. Misalnya, anak yang bentuk tubuhnya mesomorf akan lebih besar daripada yang endomorf atau eksomorf, karena memang mereka lebih gemuk dan berat.
2.5 Pengaruh Pertumbuhan Fisik terhadapTingkah Laku Remaja.
Perubahan-perubahan
fisik itu menyebabkan kecanggungan bagi para remaja karena ia harus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya.
Pertumbuhan badan yang mencolok misalnya, atau pembesaran payudara yang
terlalu cepat akan membuat remaja merasa malu atau kurang percaya diri.
Demikian pula dalam menghadapi haid dan “mimpi” yang pertama. Anak-anak remaja itu perlu mengadakan penyesuaian tingkah laku dan dukungan dari pihak lain orang tua.
Perubahan
fisik selalu disertai oleh perubahan sikap dan perilaku. Keadaan ini
sering menjadi sedikit parah karena perbedaan sikap orang-orang di
sekelilingnya dan sikapnya sendiri dalam menanggapi perubahan fisik
tersebut. Dalam masa remaja, perubahan yang terjadi sangat mencolok,
sehingga dapat mengganggu keseimbangan yang sebelumnya sudah terbentuk.
Perilaku mereka mendadak semakin sulit diduga dan sering agak melawan
nilai dan norma sosial yang berlaku. Oleh karena itu masa ini sering
dinamakan sebagai masa negatif atau masa pancaroba. Pada saat irama
pertumbuhan sedikit lambat dan perubahan tubuhnya telah sempurna maka
akan terjadi keseimbangan kembali.
Meskipun
pengaruh pubertas terhadap remaja berbeda-beda, cara mereka
melampiaskan gangguan ketidakseimbangan itu hampir sama. Beberapa bentuk
pelampiasan yang dapat terlihat adalah ia menjadi mudah tersinggung,
sangat pemalu, ada kecenderungan menarik diri dari keluarga atau teman,
lebih senang menyendiri, menentang otorita orang tua dan guru,
mendambakan kemandirian, sangat kritis terhadap orang lain, tidak suka
melakukan tugas di rumah ataupun di sekolah, dan sangat tampak bahwa
dirinya tertekan dan tidak bahagia.
Karena
sedang terjadi perubahan beberapa kelenjar pertumbuhan yang menyebabkan
terjadinya perubahan dalam bentuk ukuran tubuhnya, anak-anak remaja ini
secara fisik sering merasa sangat tidak nyaman, sering mengeluh,
gelisah, nafsu makan berkurang, mengalami gangguan pencernaan, sakit
kepala, sakit punggung, dan sebagainya karena tubuhnya bertambah besar
dan panjang. Gangguan ini lebih banyak menghinggapi anak perempuan daripada anak laki-laki.
Anak-anak
remaja terlalu memerhatikan keadaan tubuhnya yang sedang mengalami
proses perubahan. Tanggapan atas perubahan dirinya itu dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu mereka yang terlalu memerhatikan normal atau tidak dirinya dan mereka yang terlalu memikirkan tepat atau tidaknya kehidupan kelaminnya.
Jika mereka memerhatikan teman sebayanya, kemudian dirinya berebeda
dari mereka maka akan muncul pikiran tentang normal tidaknya dirinya.
Misalnya, perbedaan dalam hal kecepatan pertumbuhan dapat menimbulkan
kekhawatiran dalam dirinya. Anak-anak yang cepat dan lebih awal tumbuh
sering merasa khawatir bahwa pada masa dewasanya nanti, tubuhnya akan
terlalu besar dan tinggi, sedangkan anak yang mulai tumbuh pendek sampai
dewasa akan an kehidupan merasa khawatir pertumbuhan dan kehidupan kelaminnya tidak akan berkembang secara normal.
Apabila
tertinggal dari teman sebayanya dalam hal minat dan kegiatan lain, atau
kurang berminat dalam kegiatan sebayanya, mereka lalu khawatir apakah
mereka akan menjadi dewasa. Terlalu memerhatikan keadaan kehidupan
kelaminnya juga merupakan hal yang biasa terjadi dalam tahap ini. Pada
saat seorang mencapai remaja, dalam pikirannya telah terbentuk konsep mengenai
wajar-tidaknya kehidupan kelamin dalam penampilan seseorang. Konsep ini
terbentuk melalui pengalaman si anak sehari-hari misalnya dari
televisi, buku cerita, komik, atau dari orang-orang disekelilingnya yang
dikagumi. Bila mereka berpendapat bahwa dirinya tidak wajar.
Sayangngnya, konsep yang telah terbentuk ini sukar sekali dihilangkan,
bahkan mungkin dapat menetap seumur hidupnya.
Salah
satu dari beberapa konsekuensi masa remaja yang paling penting adalah
pengaruh jangka panjangnya terhadap sikap, perilaku sosial, minat, dan
kepribadiannya. Sejumlah penelitian telah
menemukan bahwa ciri kepribadian dan sikap tertentu yang sudah terbentuk
ini biasanya sulit dihilangkan, bahkan dalam beberapa kasus tampak
semakin parah. Pengaruh ketidaknyamanan pada masa remaja yang paling
menetap adalah dalam hal penyimpangan kematangan kelaminnya.
Perkembangan kehidupan kelamin yang tidak wajar ini akan menimbulkan
pengaruh pada anak laki-laki dan juga pada anak perempuan, bahkan
pengaruh itu tidak hanya terjadi di masa remaja, tetapi dapat berlanjut
lebih lama lagi. Bagi anak laki-laki yang
mengalami perkembangan kelamin lebih awal, secara sosial lebih
menguntungkan, sedangkan bagi anak perempuan tidak sedemikian halnya.
Tinggi,
berat, dan kekuatan tubuh yang jauh melebihi teman sebayanya bagi anak
laki-laki akan dapat meningkatkan citra dirinya di depan teman sebayanya
dari kedua jenis kelamin. Sebaliknya, bila kematangan kelamin ini
terlalu cepat terjadi pada anak gadis, ia akan memperoleh sebutan atau
label yang tidak menyenangkan. Keadaan ini sering menimbulkan pengaruh
buruk pada anak perempuan yang termasuk lambat dalam kematangan
kelaminnya, ia akan kehilangan kesempatan untuk menaikkan citra dirinya,
merasa kurang dihargai, dan sering diabaikan.
Hurlock (1992) mengemukakan perubahan yang terjadi, yaitu:
a. Ingin menyendiri
b. Bosan
c. Inkoordinasi
d. Antagonis sosial
e. Emosi yang meninggi
f. Hilangnya kepercayaan diri
g. Terlalu sederhana
2.6 Upaya Pertumbuhan Fisik Remaja dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
Dalam
batas-batas tertentu, proses pembelajaran dapat diselenggarakan
sedemikian rupa sehingga dapat membantu percepatan pertumbuhan fisik
subjek didik. Dalam proses pembelajaran itu dapat diupayakan berbagai
stimulus secara sistematis, antara lain:
a) Menjaga kesehatan badan.
Kebiasaan
hidup sehat, bersih, dan olahraga secara teratur akan dapat membantu
menjaga kesehatan pertumbuhan tubuh. Namun, bila ternyata masih juga
terkena penyakit, haruslah segara diupayakan agar lekas sembuh. Sebab
kesehatan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik.
b) Memberi makanan yang baik.
Makanan
yang baik ialah makanan yang banyak mengandung gizi, segar, sehat, dan
tidak tercemar oleh kotoran atau penyakit. Baik buruknya makanan akan
menentukan pula pertumbuhan anak.
Implikasinya bagi pendidikan adalah perlunya memperhatikan faktor berikut:
a) Menyediakan sarana dan prasarana
Faktor
sarana dan prasarana ini jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan
pada anak. Misalnya ruangan kelas, tempat duduk dan meja, dan
sebagainya.
b) Waktu istirahat
Istirahat sangat dibutuhkan untuk menghilangkan rasa lelah dan mengumpulkan tenaga baru, istirahat yang cukup sangat diperlukan.
c) Diadakannya jam olahraga bagi siswa
Pelajaran
olahraga sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak karena dengan
olahraga yang dijadwalkan secara teratur oleh sekolah berarti
pertumbuhan fisik anak akan memperoleh stimulasi secara teratur pula.
Permasalahan
dalam pertumbuhan fisik sering disebabkan karena perasaan dan pikiran
mengenai fisiknya. Remaja yang banyak perhatiannya terhadap kehidupan
kolektif, perilakunya akan banyak dipengaruhi oleh perilaku kelompoknya.
Kelompok remaja dapat terbentuk di sekolah seperti kelompok tim
olahraga, tim kesenian, pramuka, dan sebagainya. Kegiatan tersebut dapat
memupuk pertumbuhan fisik remaja. Namun kadang kala remaja juga dapat
terjerumus dalam suatu kelompok yang membuat mereka menjadi remaja yang
tidak baik menurut pandangan keluarga maupun masyarakat, biasanya
kegiatan yang bernilai negatif tersebut seperti
ngebut, begadang, miras, dan semacamnya yang mengganggu kesehatannya.
Oleh karena itu, pengembangan program kelompok remaja ke arah kegiatan
yang bernilai positif oleh para guru di sekolah merupakan upaya positif
untuk membantu para remaja dalam pertumbuhan fisik mereka.
Pengembangan
kegiatan pramuka, penyelenggaraan senam kesegaran jasmani, dan
pembiasaan hidup bersih perlu diprogram sebagai kegiatan ko-kurikuler
dan ekstrakurikuler di sekolah menengah. Pembentukan kelompok atas
bimbingan guru merupakan kegiatan yang dapat membentuk mereka untuk
belajar secara bertanggung jawab. Maka pada saat pembentukan kelompok
belajar atas bimbingan guru dan atau orang tua, sesungguhnya mereka
telah membentuk remaja untuk belajar teratur dan bertanggung jawab. Di
samping itu, baik guru maupun orang tua perlu membantu remaja agar
memahami keadaan fisik dan perubahan-perubahan yang dialami remaja,
seperti memberikan pengarahan kepada mereka berkaitan dengan pertumbuhan
yang dialaminya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan
fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak
hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar),
tetapi juga mengalami kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual
atau “pubertas”.
Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja meliputi; perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, ciri kelamin utama, ciri kelamin kedua.
Penyebab
perubahan fisik pada remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi
aktif bekerja dalam sistim endoktrin. Yaitu kelenjar pituitari
yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon yang erat
hubungannya dengan perubahan masa remaja. Kedua hormon itu adalah hormon
pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan
hormon gonadotropik atau sering disebut hormon yang merangsang gonad agar mulai aktif bekerja.
Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja adalah pengaruh keluarga,
pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi,
kesehatan, pengaruh bentuk tubuh, dan lingkungan.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa remaja sering memengaruhi sikap dan perilaku remaja itu sendiri,
seperti ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi, antagonis sosial, emosi
yang meninggi, hilangnya kepercayaan diri, dan terlalu sederhana.
Upaya
untuk pertumbuhan remaja meliputi memberi makanan yang baik dan menjaga
kesehatan badan. Kegiatan bernilai posotif seperti olah raga, pramuka,
dan seni dapat memupuk pertumbuhan fisik remaja, serta pembentukan
kelompok belajar. Implikasinya bagi pendidikan adalah perlunya
menyediakan sarana dan prasarana, waktu istirahat, dan diadakannya jam
olahraga bagi siswa.
3.2 Saran
Dalam
upaya untuk membantu percepatan pertumbuhan fisik remaja, diharapkan
adanya sarana dan prasarana yang mendukung, baik di sekolah maupun di
rumah. Selain itu diperlukan pengawasan yang lebih terhadap seorang
remaja agar tidak terjadi penyimpangan perilaku pada mereka dan perlunya
pengarahan tentang pertumbuhan remaja dari orang tua dan pihak sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: C.V. Pustaka Setia.
Hurlock, E. B. 1990. Psikologi Perkembangan. Alih Bahasa Isawidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.
Mappiare , Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
_________. _______. Pertumbuhan Fisik Remaja, (online), http://www.scribd.com/doc/28552879/PERTUMBUHAN-FISIK-REMAJA, diakses pada tanggal 12 November 2010 pukul 11:11.