"Mayoritas pengurus dan anggota Partai Nasdem adalah kalangan muda, sekitar 70 persen anak muda. Saya ingin mempertahankan kepengurusan yang ada saat ini yang merupakan orang muda. Namun demikian, Pak Surya Paloh menginginkan ada perubahan dan beliau ingin jadi ketua umum partai," kata Hary dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (21/1/2013).
Hary menegaskan, perbedaan pendapat ini tidak merusak persahabatannya dengan Surya Paloh. "Kami masih bersahabat, tapi secara organisasi, kami ada perbedaan dan pada satu titik saya memutuskan untuk mengundurkan diri," kata dia.
Saya ingin mempertahankan
kepengurusan yang ada saat ini yang merupakan orang muda. Namun
demikian, Pak Surya Paloh menginginkan ada perubahan dan beliau ingin
jadi ketua umum partai.
Setahun berikutnya, pada 26 Juli 2011, berdiri Partai Nasdem. Ketua Umumnya adalah Patrice Rio Capella. Baik Patrice maupun Surya mengatakan partai politik baru tersebut adalah entitas yang berbeda dengan ormas Nasional Demokrat. Meski begitu, Surya diposisikan sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Nasdem. Pada Januari 2013, KPU menetapkan Partai Nasdem lolos verifikasi administrasi dan faktual dan menjadikan partai itu sebagai satu-satunya partai baru yang lolos menjadi peserta Pemilu 2014.
Seiring dengan lolosnya Partai Nasdem, kabar perpecahan Partai Nasdem berembus. Keinginan Surya untuk menjadi ketua umum ditentang kalangan internal, termasuk Hary Tanoesoedibjo. Pengunduran diri Hary akhirnya menegaskan adanya konflik di tubuh Partai Nasdem.