Sejarah Sakral dari Bendera Merah Putih, untuk pertama kalinya
bendera merah putih berkibar
sebagai bendera kebangsaanIndonesia, pada 17 Agutus
1945 di pekarangan rumah
Soekarno di Jl Pegangsaan Timur
no 56, Jakarta. Bendera
bersejarah itu akhirnya
menjadi keramat bangsa
dengan menyandang nama
sang saka merah putih yang
terpelihara hingga kini. Namun
sejarah asal mula sang saka
cukup unik. Sebagai istri tokoh
pergerakan
nasional paling populer ketika
itu, Ny Fatmawati juga
menyadari bahwa
kemerdekaan Indonesia
hanyalah soal waktu. Suaminya, Ir
Soekarno
mendorongnya untuk
membantu menyiapkan
agenda penting; Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Ny
Fatmawati membantu menjahitkan
bendera merah
putih yang idenya diambil dari
panji kebesaran Majapahit.
Ny
Fatmawati tidak membuat
bendera merah putih sekali
jadi. Sebelum 16 Agustus 1945,
ia sudah menyelesaikan sebuah
bendera merah putih. Namun
ketika diperlihatkan ke beberapa
orang, bendera
tersebut dinilai terlalu kecil.
Panjang bendera itu hanya
sekitar 50 cm. Tak dinyana
dalam situasi seperti itu,
tekanan malah bertambah. Tanggal
16 Agustus 1945,
terjadi peristiwa
Rengasdengklok. Para pemuda
menuntut Soekarno-Hatta
memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia, esok hari.
Bahkan, Ny Fatmawati
sempat ikut dibawa ke
Rengasdengklok bersama
bayinya, Guntur, sebelum
dipulangkan ke Jakarta. Dus,
bendera merah putih yang baru
dan lebih besar harus
segera dibuat. Malam itu juga, usai
sampai di
rumah, Ny Fatmawati
membuka lemari pakaiannya.
Ia menemukan selembar kain
putih bersih bahan seprai.
Namun ia tak punya kain merah
sama sekali. Beruntung
ketika itu, beberapa pemuda
terus berada di kediaman
Soekarno. Salah satunya
adalah Lukas Kastaryo (Di
kemudian hari masuk militer
dengan pangkat terakhir
brigjen). Seperti dituturkan Lukas
Kastaryo pada majalah Intisari
edisi Agustus 1991, ia lantas
berinisiatif mencarikan kain
merah untuk Ibu Fat. Lukas
keliling Jakarta malam itu juga.
Sekian lama, akhirnya ia
menemukan kain merah yang
tengah dipakai sebagai tenda
sebuah warung soto. Lukas
menebusnya dengan harga 500
sen (harga yang cukup mahal kala
itu), dan
menyerahkannya ke ibu Fat.
Ny
Fatmawati akhirnya
menyelesaikan bendera merah
putih yang baru, malam itu
juga. Ukurannya 276 x 200 cm.
Bendera baru ini akhirnya
dikibarkan tepat 17 Agustus 1945,
dan menjadi bendera
pusaka negara di tahun-tahun
sesudahnya. Karena usia tuanya,
sang Saka
terakhir kali berkibar pada
tahun 1969 untuk kemudian
diistirahatkan di Museum
Nasional. Untuk selanjutnya,
pemerintah membuat bendera
dengan ukuran 300 x
200 cm