sedikitnya 112 peluru kendali (rudal) milik Amerika Serikat dan Inggris diperkirakan meluncur ke sejumlah pertahanan udara libya. Serangan rudal itu adalah tahap pertama yang dilakukan dua negara sekutu.

Seorang pejabat senior pertahanan AS seperti dikutip laman Associated Press (AP) Minggu, 20 Maret 2011 melaporkan, serangan itu diyakini telah menyebabkan kerusakan besar pada sejumlah fasilitas pertahanan udara milik Muammar Khadafi.

Dalam serangan udara hari ini, tercatat 112 rudal jelajah Tomahawk ditembakkan ke arah 20 target pantai. Aksi itu ditujukan untuk membersihkan areal bagi pendaratan patroli udara di angkatan udara Libya.

Pejabat pertahanan AS menyatakan dampak pengeboman itu belum diketahui. Tapi pejabat itu yakin dengan akurasi target rudal jelajah milik Angkatan Laut dua negara sekutu itu. Menurut dia pertahanan udara Libya menderita banyak kerusakan.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengultimatum pemimpin Libya Muammar Khadafi agar menghentikan serangan terhadap warga sipil. Jika tidak, Khadafi bisa menghadapi serangan militer.

"Saat ini bukan waktunya bernegosiasi. Jika Khadafi tidak menaati resolusi DK PBB, komunitas internasional akan memaksakan resolusi itu lewat aksi militer," ujar Presiden Obama.

Negara-negara NATO telah menghela sejumlah pesawat tempur dan peralatan militer lainnya mendekati Libya. Langkah ini juga mendesak Dewan Keamanan PBB memberlakukan zona larang terbang, dan mengizinkan serangan terhadap pasukan pemerintah.

Dewan Keamanan (DK) PBB memutuskan pemberlakuan resolusi zona larangan terbang di Libya pada Kamis, 17 Maret 2011, melalui proses pemungutan suara. Langkah ini disambut baik oleh kelompok oposisi anti Khadafi di Libya.

Seperti dilansir dari laman Associated Press, hasil pemungutan suara adalah 10-0 dengan lima negara abstain, yaitu Rusia, China, India, Jerman dan Brazil, yang tak punya hak veto.

Negara-negara ini menentang campur tangan PBB dan negara lain dalam usaha menggulingkan Khadafi. Jerman bahkan khawatir aksi militer justru hanya memperparah situasi.

PBB bersikeras zona larangan terbang di Libya bertujuan melindungi nyawa warga sipil tidak berdosa. Dengan diberlakukannya zona larangan terbang, maka pesawat jet tempur Libya tak diperbolehkan mengudara.  Jika membandel mereka akan diserang oleh pasukan DK PBB yang berpatroli.

DK PBB akan mengerahkan pesawat jet tempur Amerika Serikat, Prancis dan inggris, untuk menjaga wilayah udara Libya.

source : vivanews.com
loading...