Pasokan alat berat dari PT United Tractor Tbk (Komatsu), menjamin untuk 2-3 bulan kedepan masih mencukupi, Meski demikian, pasokan produk alat berat yang di produksi di jepang masing terkendala gempa dan tsunami beberapa waktu yang lalu.
"Prinsipal masih berkomitmen untuk memenuhi pasokan alat berat sesuai rencana tahun ini," kata Direktur United Tractors, Edhie Sarwono, kepada VIVAnews.com di Jakarta, Jumat, 25 Maret 2011.
Menurut Edhie, bencana gempa dan tsunami memang berpengaruh pada pengiriman alat berat ke Indonesia, terutama untuk jenis tertentu yang diproduksi di Jepang. "Tapi, pabrik Komatsu kan tidak hanya di Jepang, ada juga di Jerman, Thailand, dan Amerika," tuturnya.
Dia menjelaskan, komitmen pengiriman alat berat itu masih akan menyesuaikan dengan waktu pengirimannya. Apalagi, sejumlah pabrik masih dalam proses pembenahan. "Jadi, yang terganggu hanya pada suplai alat berat yang diproduksi di Jepang. Kalau dari negara lain tidak masalah," ujarnya.
Berdasarkan penjelasan tertulis yang disampaikan manajemen United Tractors, persediaan alat berat perseroan untuk 2-3 bulan tetap tidak berubah.
Lantas, bagaimana kondisi pabrik-pabrik Komatsu di Jepang?
1. Pabrik di Ibaraki
Dalam penjelasan tertulis United Tractors disebutkan pabrik Komatsu yang berlokasi di Ibaraki, Jepang mengalami kerusakan. Pabrik yang memproduksi dump truck dan alat berat berukuran ban besar itu terletak di pinggir pantai daerah bencana.
Namun, dengan kerja keras yang dilakukan manajemen pabrik dan karyawan, fasilitas pabrik diharapkan dapat segera melanjutkan operasi secara bertahap.
2. Pabrik di Koriyawa
Sementara itu, untuk pabrik di Koriyawa, yang memproduksi silinder hidrolik dan komponen dan juga terletak dekat dengan daerah bencana, mengalami beberapa kerusakan. Kini masalah yang dihadapi terkait pasokan bensin, sehingga mempengaruhi mobilitas karyawan.
Pasokan bensin diperkirakan mereda pekan ini dan operasional pabrik diharapkan segera kembali normal.
3. Pabrik di Oyama
Selanjutnya, untuk pabrik di Oyama, yang memproduksi mesin dan komponen hidrolik mengalami kerusakan pada bangunan dan sejumlah fasilitasnya. Pabrik itu juga terletak dekat daerah bencana. Meski demikian, kerusakan pabrik relatif kecil dibanding di Ibaraki.
Kerusakan dapat dipulihkan dan telah memulai operasi manufaktur pada 18 Maret 2011. Namun, pasokan listrik pada tiga pabrik tersebut bisa menjadi kendala sebelum bisa kembali berproduksi penuh.
Sementara itu, terkait kondisi perusahaan pemasok --terutama untuk pengadaan suku cadang dan komponen--, dari sekitar 200 pemasok, setengahnya mengalami beberapa kerusakan.
Di antara mereka, sekitar 30 pemasok mengalami kerusakan serius pada sejumlah fasilitas pabrik. Komatsu saat ini terus mengevaluasi kerusakan dan mendukung upaya pemasok terhadap pemulihan, guna mengembalikan pasokan suku cadang dan komponen.
Pada saat yang sama, Komatsu juga berusaha untuk mencari sumber alternatif lain seperti dari pemasok lainnya.
Untuk prasarana transportasi, kerusakan pada pelabuhan Hitachi Naka dapat mengganggu pengiriman produk Komatsu melalui kapal dari pabrik di Ibaraki. Selain itu, jalan yang menghubungkan pabrik di Ibaraki dengan pelabuhan juga mengalami kerusakan.
Rekonstruksi sudah dimulai pekan lalu di salah satu dermaga. Diperlukan waktu 1,5-2 bulan agar Komatsu dapat mulai melakukan pengiriman untuk ekspor dari pelabuhan Hitachi Naka.
Saat ini, Komatsu sedang mencari pelabuhan alternatif untuk mengirim alat berat dari pabrik Ibaraki hingga pemulihan Hitachi Naka selesai. (adi)
"Prinsipal masih berkomitmen untuk memenuhi pasokan alat berat sesuai rencana tahun ini," kata Direktur United Tractors, Edhie Sarwono, kepada VIVAnews.com di Jakarta, Jumat, 25 Maret 2011.
Menurut Edhie, bencana gempa dan tsunami memang berpengaruh pada pengiriman alat berat ke Indonesia, terutama untuk jenis tertentu yang diproduksi di Jepang. "Tapi, pabrik Komatsu kan tidak hanya di Jepang, ada juga di Jerman, Thailand, dan Amerika," tuturnya.
Dia menjelaskan, komitmen pengiriman alat berat itu masih akan menyesuaikan dengan waktu pengirimannya. Apalagi, sejumlah pabrik masih dalam proses pembenahan. "Jadi, yang terganggu hanya pada suplai alat berat yang diproduksi di Jepang. Kalau dari negara lain tidak masalah," ujarnya.
Berdasarkan penjelasan tertulis yang disampaikan manajemen United Tractors, persediaan alat berat perseroan untuk 2-3 bulan tetap tidak berubah.
Lantas, bagaimana kondisi pabrik-pabrik Komatsu di Jepang?
1. Pabrik di Ibaraki
Dalam penjelasan tertulis United Tractors disebutkan pabrik Komatsu yang berlokasi di Ibaraki, Jepang mengalami kerusakan. Pabrik yang memproduksi dump truck dan alat berat berukuran ban besar itu terletak di pinggir pantai daerah bencana.
Namun, dengan kerja keras yang dilakukan manajemen pabrik dan karyawan, fasilitas pabrik diharapkan dapat segera melanjutkan operasi secara bertahap.
2. Pabrik di Koriyawa
Sementara itu, untuk pabrik di Koriyawa, yang memproduksi silinder hidrolik dan komponen dan juga terletak dekat dengan daerah bencana, mengalami beberapa kerusakan. Kini masalah yang dihadapi terkait pasokan bensin, sehingga mempengaruhi mobilitas karyawan.
Pasokan bensin diperkirakan mereda pekan ini dan operasional pabrik diharapkan segera kembali normal.
3. Pabrik di Oyama
Selanjutnya, untuk pabrik di Oyama, yang memproduksi mesin dan komponen hidrolik mengalami kerusakan pada bangunan dan sejumlah fasilitasnya. Pabrik itu juga terletak dekat daerah bencana. Meski demikian, kerusakan pabrik relatif kecil dibanding di Ibaraki.
Kerusakan dapat dipulihkan dan telah memulai operasi manufaktur pada 18 Maret 2011. Namun, pasokan listrik pada tiga pabrik tersebut bisa menjadi kendala sebelum bisa kembali berproduksi penuh.
Sementara itu, terkait kondisi perusahaan pemasok --terutama untuk pengadaan suku cadang dan komponen--, dari sekitar 200 pemasok, setengahnya mengalami beberapa kerusakan.
Di antara mereka, sekitar 30 pemasok mengalami kerusakan serius pada sejumlah fasilitas pabrik. Komatsu saat ini terus mengevaluasi kerusakan dan mendukung upaya pemasok terhadap pemulihan, guna mengembalikan pasokan suku cadang dan komponen.
Pada saat yang sama, Komatsu juga berusaha untuk mencari sumber alternatif lain seperti dari pemasok lainnya.
Untuk prasarana transportasi, kerusakan pada pelabuhan Hitachi Naka dapat mengganggu pengiriman produk Komatsu melalui kapal dari pabrik di Ibaraki. Selain itu, jalan yang menghubungkan pabrik di Ibaraki dengan pelabuhan juga mengalami kerusakan.
Rekonstruksi sudah dimulai pekan lalu di salah satu dermaga. Diperlukan waktu 1,5-2 bulan agar Komatsu dapat mulai melakukan pengiriman untuk ekspor dari pelabuhan Hitachi Naka.
Saat ini, Komatsu sedang mencari pelabuhan alternatif untuk mengirim alat berat dari pabrik Ibaraki hingga pemulihan Hitachi Naka selesai. (adi)
vivanews.com