BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses atau bentuk perubahan tingkah laku, perubahan pemahaman, pandangan, harapan atau pola berpikirnya seseorang. Dengan adanya proses belajar, maka terlihat adanya perbedaan-perbedaan nyata antra yang satu dengan yang lainnya.
Ketidak mampuan dalam belajar disebut juga anak yang mempunyai problem kesulitan belajar yang mereka hadapi.
Dalam masalah tersebut menurut suatu pemikiran dari pihak-pihak tertentu juga pihak sekolah khususnya gurum tentang bagaimana cara / strategi penanganan yang efektif dan efisien bagi anak berkesulitan belajar. Sehingga guru dapat menciptakan interaksi belajar serta meningkatkan motivasi anak, maka dalam pencapaian prestasi belajarnya berkembang secara optimal.
Definisi kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh The United States Office of Education (USOE) pada tahun 1977 yang dikenal dengan Public Lau (PL) 94-142, yang hampir identik dengan definisi yang dikemukakan oleh The National Advisory Committee on Handicapped Children pada tahun 1967. Definisi tersebut seperti dikutip oleh Nallahan, Kauffman dan Lioyd (1985 : 14) seperti berikut ini :
Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan perseptual, lika pada otak, disteksia dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan karena tuna grahita, karena gangguan emosional atau karena kemiskinan lingkungan, budaya atai ekonomi.
Definisi menurut The National Joint Committee for Learing Disabilities (NJCLD) sebagai berikut :
Kesulilitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dala kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang studi matematika. Gangguan tersebut intrinsik dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi sistem syaraf pusat. Meskipun suatu kesulitan belajar mungkin terjadi bersamaan dengan adanya kondisi lain yang mengganggu (misalnya gangguan sensoris, tunagrahita, hambatan sosial atau emosional) atau berbagai pengaruh lingkungan (misalnya perbedaan budaya, pembelajaran yang tidak tepat, faktor-faktor psikogenik), berbagai hambatan tersebut bukan penyebab atau pengaruh langsung (Hammill et al, 1981 : 336).
Menurut kedua definisi tersebut bahwa kesulitan belajar diakibatkan oleh kondisi-kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, dileksia dan afasia perkembangan. Gangguan intrinsik dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi sistem syaraf pusat.
B. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah penulisan makalah ini yaitu bahwa anak yang mempunyai kesulitan belajar tidak semuanya memerlukan pelayanan pendidikan yang khusus tergantung pada masalah-masalah yang mereka harapi. Dan anak berkesulitan belajar itu tidak tergolong anak luar biasa atau anak tunagrahita, oleh karena itu anak tersebut disekolahkan di sekolah-sekolah umum. Tetapi perlu adanya guru khusus yang dapat memberikan layanan dan konsultasi bagi guru kelas dan guru khusus tersebut rancangan layanan pendidikan dan psikologis dikembangkan.
BAB II
ANAK BERKESULITAN BELAJAR
A. Pengertian Anak Berkesulitan Belajar
Yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah kesulitan atau gangguan yang dialami seeorang dalam mempelajari bidang akademik tertentu sebagai akibat dari terganggunya sistem syaraf pusat yang terkait atau pengaruh tidak langsung dari berbagai faktor lain. Kesulitan ini ditandai oleh kesenjangan antara kemampuan umum seseorang dengan kemampuan yang ditunjukannya dalam mempelajari bidang tertentu atau ada kesenjangan antara prestasi dengan potensi belajarnya.
B. Klasifikasi Anak Berkesulitan Belajar
Secara garis besar kesulitan belajar diklasifikasikan menjadi 2 kelompok :
1. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disabilities) mencakup :
- Gangguan motorik dan persepsi
- Kesulitan belajar bahasa dan komunikasi
- Kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial
Dalam kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan ini tidak ada pengukuran-pengukuran yang sistematik.
2. Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities) menunjukan pada adanya kegiatan-kegiatan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan-kegagalam tersebut mencakup :
- Penguasaan keterampilan dalam membaca
- Menulis
- Matematika / berhitung
C. Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar
Karakteristik anak berkesulitan belajar adalah :
1. Hiperaktif
2. Gangguan perseptual motor
3. Labilitas emosional
4. Kekurangan koordinasi umum
5. Gangguan perhatian (distrachibility)
6. Impulsivitas
7. Gangguan memori dan berfikir
8. Gangguan bicara dan pendengaran
9. Problema akademik khusus
10. Adanya tanda-tanda gangguan neurologis yang samar-samar (equivocal neurological signs)
D. Faktor Penyebab Anak Berkesulitan Belajar
Faktor penyebab kesulitan belajar ada 2, yaitu :
1. Penyebab kesulitan belajar (learning disabilities) adalah faktor internal :
- Kemungkinan adanya disfungsi neurologis antara lain :
1) Faktor genetik
2) Luka pada otak karena trauma fisik atau karena kekurangan oksigen
3) Biokimia yang hilang (misalnya biokimia yang diperlukan untuk memfungsikan syaraf pusat)
4) Biokimia yang dapat merusak otak (misalnya zat pewarna pada makanan)
5) Pencemaran lingkungan (misalnya pencemaran timah hitam)
6) Gizi yng tidak memadai
7) Pengaruh-pengaruh psikologis dan sosial yang merugikan perkembangan anak (disprivasi lingkungan)
2. Penyebab Problema Belajar (learning problems) adalah faktor eksternal :
a. Strategi pembelajaran yang keliru
b. Pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak.
c. Pemberian ulangan pengauatan (reinforcement) yang tidak tepat.
E. Penanganan Anak Berkesulitan Belajar
Ada beberapa cara penanganan anak berkesulitan belajar :
1. Anak berkesulitan belajar memerlukan program pelayanan