a.
Pengetian dan Makna
Masa Remaja
Fase remaja merupakan masa perkembangan individu
yang sangat penting. Harold Alberty (1957) mengemukakan bahwa masa remaja
merupakan suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang
yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal masa dewasa. Conger
berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang amat kritis yang mungkin
dapat merupakan the best of time and
the worst of time.
Para ahli umumnya sepakat bahwa rentangan masa remaja berlangsung dari usia
11-13 tahun sampai dengan 18-20 th (Abin Syamsuddin, 2003). Pada rentangan
periode ini (sekitar 6 – 7 th) terdapat beberapa indikator perbedaan yang
signifikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itu, para
ahli mengklasikasikan masa remaja ini ke dalam dua bagian yaitu: (1) remaja
awal (11-13 th s.d. 14-15 th); dan (2) remaja akhir (14-16 th s.d.18-20 th).
Kita menemukan
berbagai tafsiran dari para ahli tentang masa remaja :
1. Freud
menafsirkan masa remaja sebagai
suatu masa mencari hidup seksual yang mempunyaibentuk yang definitif.
2. Charlotte Buhler menafsirkan masa remaja
sebagai masa kebutuhan isi-mengisi.
3. Spranger memberikan tafsiran masa remaja sebagai masa pertumbuhan
dengan perubahan struktur kejiwaan yang fundamental.
4.
Hofmann menafsirkan masa remaja sebagai suatu
masa pembentukan sikap-sikap terhadap
segala sesuatu yang dialami individu.
5. G. Stanley Hall menafsirkan masa remaja
sebagai masa storm and drang (badai dan topan).
b.
Karakteristik
Perilaku dan Pribadi Pada Masa Remaja
Dengan merujuk pada berbagai ciri-ciri dari aspek perkembangan individu sebagaimana telah dikemukakan terdahulu, di bawah ini disajikan berbagai karakteristik perilaku dan masa remaja, yang terbagi ke dalam bagian dua kelompok yaitu remaja awal (11-13 s.d. 14-15 tahun) dan remaja akhir (14-16 s.d. 18-20 tahun) meliputi aspek : fisik, psikomotor, bahasa, kognitif, sosial, moralitas, keagamaan, konatif, emosi afektif dan kepribadian.
Remaja Awal
(11-13 Th s.d.14-15 Th)
|
Remaja Akhir
(14-16 Th.s.d.18-20 Th)
|
Fisik
|
|
1. Laju perkembangan secara umum berlangsung pesat.
|
1. Laju perkembangan secara umum kembali menurun,
sangat lambat.
|
2.
Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering- kali
kurang seimbang.
|
2.
Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang
mendekati kekuatan orang dewasa.
|
3.
Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbul bulu pada pubic
region, otot mengembang pada bagian – bagian tertentu), disertai mulai
aktifnya sekresi kelenjar jenis kelamin (menstruasi pada wanita dan day
dreaming pada laki-laki.
|
3.
Siap berfungsinya organ-organ reproduktif seperti pada
orang dewasa.
|
Psikomotor
|
|
1.
Gerak – gerik tampak canggung dan kurang
terkoordinasikan.
|
1.
Gerak gerik
mulai mantap.
|
2. Aktif dalam berbagai
jenis cabang permainan.
|
2.
Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif
dan terbatas pada keterampilan yang menunjang kepada persiapan kerja.
|
Bahasa
|
|
1.
Berkembangnya
penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari bahasa asing.
|
1.
Lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang
dipilihnya.
|
2.
Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung
segi erotik, fantastik dan estetik.
|
2.
Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung
nilai-nilai filosofis, ethis, religius.
|
Perilaku Kognitif
|
|
1.
Proses berfikir
sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi,
diferen-siasi, komparasi, kausalitas) yang bersifat abstrak, meskipun relatif
terbatas.
|
1. Sudah mampu meng-operasikan kaidah-kaidah logika
formal disertai kemampuan membuat generalisasi yang lebih bersifat konklusif
dan komprehensif.
|
2.
Kecakapan dasar
intelektual menjalani laju perkembangan yang terpesat.
|
2. Tercapainya titik puncak kedewasaan bahkan mungkin mapan (plateau) yang suatu saat (usia 50-60) menjadi deklinasi.
|
3.
Kecakapan dasar
khusus (bakat) mulai menujukkan kecenderungan-kecende- rungan yang lebih
jelas.
|
3. Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak
dan kemantapannya
|
Perilaku Sosial
|
|
1. Diawali dengan kecenderungan ambivalensi keinginan
menyendiri dan keinginan bergaul dengan banyak teman tetapi bersifat
temporer.
|
1. Bergaul dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan
selektif dan lebih lama (teman dekat).
|
2. Adanya kebergantungan yang kuat kepada kelompok
sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi.
|
2. Kebergantungan kepada kelompok sebaya berangsur
fleksibel, kecuali dengan teman dekat pilihannya yang banyak memiliki
kesamaan minat.
|
Moralitas
|
|
1. Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari
dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua.
|
1. Sudah dapat memisahkan antara sistem nilai – nilai
atau normatif yang universal dari para pendukungnya yang mungkin dapat
ber-buat keliru atau kesalahan.
|
2. Dengan sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis
mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam
perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya.
|
2. Sudah berangsur dapat menentukan dan menilai
tindakannya sendiri atas norma atau sistem nilai yang dipilih dan dianutnya
sesuai dengan hati nuraninya.
|
3. Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang
dipandang tepat dengan tipe idolanya.
|
3. Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas
kebebasan- nya mana yang harus dirundingkan dengan orang tuanya.
|
Perilaku Keagamaan
|
|
1.
Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan
Tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptis.
|
1. Eksistensi dan sifat kemurah-an dan keadilan Tuhan
mulai dipahamkan dan dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama yang
dianutnya.
|
2. Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari
dilakukan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar
dirinya.
|
2. Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai
dilakukan atas dasar kesadaran dan pertimbangan hati nuraninya sendiri secara
tulus ikhlas
|
3. Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup
|
3. Mulai menemukan pegangan hidup
|
Konatif,
Emosi, Afektif dan Kepribadian
|
|
1.
Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih
sayang, harga diri dan aktualisasi diri) mulai menunjukkan arah kecenderungannya
|
1. Sudah menunjukkan arah kecenderungan tertentu yang
akan mewarnai pola dasar kepribadiannya.
|
2. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil
dan belum terkendali seperti pernya-taan marah, gembira atau kesedihannya
masih dapat berubah-ubah dan silih berganti dalam yang cepat
|
2.
Reaksi-reaksi dan ekspresi emosinalnya tampak mulai terkendali dan
dapat menguasai dirinya.
|
3.
Kecenderungan-kecenderungan arah sikap nilai mulai
tampak (teoritis, ekonomis, estetis, sosial, politis, dan religius), meski masih
dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba.
|
3. Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai
tertentu sudah mulai jelas seperti yang akan ditunjukkan oleh kecenderungan
minat dan pilihan karier atau pendidikan lanjutannya; yang juga akan memberi
warna kepada tipe kepribadiannya.
|
4. Merupakan masa kritis dalam rangka meng-hadapi
krisis identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psiko-sosialnya,
yang akan membentuk kepribadiannnya.
|
4. Kalau kondisi psikososialnya menunjang secara
positif maka mulai tampak dan ditemukan identitas kepriba-diannya yang
relatif definitif yang akan mewarnai hidupnya sampai masa dewasa.
|